Dalam upaya global mengurangi emisi gas buang, penggunaan Diesel Exhaust Fluid (DEF) atau AdBlue® menjadi standar baru. Teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) sangat bergantung pada DEF untuk kendaraan diesel. Bagi perusahaan logistik dan operator armada truk jarak jauh, DEF sangat penting untuk efisiensi operasional harian. Meskipun DEF tidak dikonsumsi sebanyak bahan bakar solar, pengelolaannya berdampak besar pada biaya operasional. Pengoptimalan konsumsi DEF juga memengaruhi kinerja lingkungan. Artikel ini akan membahas rasio konsumsi DEF terhadap solar dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Kami juga akan mengulas strategi terbaik untuk mengoptimalkan penggunaan DEF di truk jarak jauh.

Rasio Umum Konsumsi DEF vs. Solar

Dalam sistem SCR yang modern, konsumsi DEF biasanya berkisar antara 3% hingga 5% dari total konsumsi bahan bakar diesel. Artinya, untuk setiap 100 liter solar yang digunakan, truk akan mengkonsumsi sekitar 3 hingga 5 liter DEF. Rasio ini dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari beban kendaraan, kondisi medan, hingga gaya mengemudi.

Meskipun terlihat kecil, jika dikalikan dengan jumlah truk dalam armada dan jarak tempuh mingguan atau bulanan, volume penggunaan DEF bisa sangat signifikan. Oleh karena itu, memahami dan mengelola konsumsi DEF menjadi bagian penting dalam manajemen armada yang efisien.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi DEF

  1. Beban dan Medan Operasi Truk yang membawa beban berat atau beroperasi di medan yang menanjak dan tidak rata akan menghasilkan lebih banyak NOx, sehingga membutuhkan lebih banyak DEF untuk menetralisir emisi tersebut. Semakin berat beban dan menantang medannya, semakin tinggi pula kebutuhan DEF.
  2. Suhu dan Kondisi Lingkungan Suhu lingkungan juga memengaruhi performa sistem SCR dan efisiensi pembakaran. Pada suhu ekstrem, baik panas maupun dingin, sistem SCR mungkin harus bekerja lebih keras, meningkatkan konsumsi DEF.
  3. Gaya Mengemudi Gaya mengemudi yang agresif, seperti akselerasi mendadak, pengereman keras, dan kecepatan tinggi yang tidak stabil, dapat menyebabkan pembakaran bahan bakar yang tidak efisien dan peningkatan emisi NOx. Hal ini secara langsung meningkatkan kebutuhan DEF untuk proses reduksi emisi.
  4. Kesehatan Sistem Emisi Sistem SCR yang tidak terawat, seperti injektor DEF yang tersumbat atau katalis yang aus, akan menyebabkan sistem bekerja lebih keras atau bahkan tidak efisien. Hal ini tidak hanya meningkatkan konsumsi DEF, tetapi juga bisa menyebabkan kerusakan sistem dan denda akibat pelanggaran standar emisi.

white freight truck

https://www.pexels.com/photo/white-freight-truck-close-up-photography-2449454/

Strategi Optimasi Konsumsi DEF

  1. Pemeliharaan Rutin Mesin dan Sistem Emisi Perawatan rutin menjadi fondasi utama dalam menjaga efisiensi sistem SCR. Melakukan pemeriksaan berkala terhadap nozzle penyemprot DEF, filter, dan tangki penyimpanan DEF akan mencegah kontaminasi dan penyumbatan. Sistem yang bersih dan berfungsi optimal akan meminimalkan konsumsi DEF yang tidak perlu.
  2. Pemilihan DEF Berkualitas Tinggi Menggunakan DEF yang memenuhi standar ISO 22241 sangat penting untuk menjamin stabilitas kimia dan kebersihan cairan. DEF berkualitas rendah dapat menyebabkan penyumbatan sistem dan pemborosan cairan karena efisiensi konversi NOx yang rendah. DEF berkualitas tinggi memungkinkan sistem bekerja dengan optimal, mengurangi konsumsi secara keseluruhan.
  3. Pelatihan Pengemudi: Teknik Eco-Driving Memberikan pelatihan eco-driving kepada pengemudi truk terbukti efektif dalam mengurangi konsumsi bahan bakar dan DEF. Teknik seperti mempertahankan kecepatan stabil, menghindari akselerasi dan pengereman mendadak, serta memaksimalkan penggunaan gigi yang tepat akan menurunkan produksi NOx dan pada akhirnya menghemat penggunaan DEF.

Pengemudi yang sadar akan pentingnya efisiensi emisi juga lebih mungkin memperhatikan indikator sistem SCR di dashboard, membantu deteksi dini jika ada masalah dalam sistem.

Dalam pengoperasian armada truk jarak jauh, efisiensi tidak hanya bergantung pada konsumsi bahan bakar solar, tetapi juga pada penggunaan Diesel Exhaust Fluid (DEF). Dengan rasio konsumsi yang umumnya 3–5% dari solar, pengelolaan DEF yang tepat bisa membawa penghematan signifikan dalam jangka panjang. Faktor-faktor seperti medan, suhu, dan perilaku pengemudi sangat memengaruhi konsumsi DEF, sehingga strategi seperti perawatan sistem, pemilihan produk berkualitas, dan pelatihan eco-driving menjadi sangat relevan.

Optimalisasi konsumsi DEF bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi juga tentang komitmen terhadap lingkungan yang lebih bersih. Dengan pengelolaan yang tepat, perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi armadanya, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab ekologis yang patut diapresiasi.

Baca Artikel lainnya: Tips dan Trik Merawat Sistem SCR untuk Efektivitas Luft Blue